Salah satu perbedaan utama antara organisasi nirlaba dan organisasi yang mencari laba adalah bahwa organisasi yang mencari laba berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham, sedangkan organisasi yang mencari laba berfokus pada penciptaan nilai atau dampak bagi masyarakat. Menciptakan dampak yang berkelanjutan di sektor sosial, apalagi mengukur dampak tersebut, merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi organisasi nirlaba saat ini. Praktik-praktik sebelumnya sering kali berfokus pada pengukuran keluaran, bukan pada pengukuran hasil. Sebuah model baru yang disebut Collective Impact dengan cepat mengubah cara organisasi nirlaba menilai pekerjaan mereka.
Ide Dampak Kolektif (CI) menjadi perbincangan ketika Tinjauan Inovasi Sosial Stanford menerbitkan artikel “Collective Impact” dalam edisi Musim Dingin 2011. Artikel tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan artikel yang lebih mendalam, “Channeling Change: Making Collective Impact Work,” pada tahun 2012. Dalam artikel pertama, penulis menyarankan bahwa sektor sosial, khususnya para penyandang dana, perlu mengalihkan fokus mereka dari dampak yang terisolasi ke dampak yang kolaboratif. Agar CI berhasil, lima kondisi berikut harus ada:
- Organisasi yang berkolaborasi harus membuat agenda bersama.
- Organisasi-organisasi ini juga harus berbagi sistem pengukuran yang melacak indikator keberhasilan.
- Para pemangku kepentingan harus bekerja sama dalam kegiatan yang saling memperkuat.
- Mereka juga harus terlibat dalam komunikasi yang berkelanjutan.
- Harus ada organisasi pendukung tulang punggung yang mengoordinasikan, mendukung, dan memfasilitasi proses kolektif.
Artikel kedua menguraikan lebih spesifik tentang penerapan model CI. Secara khusus, artikel ini menguraikan tiga fase berikut:
- Tahap I: Memulai Aksi
- Tahap II: Mengorganisir untuk Dampak
- Tahap III: Aksi dan Dampak Berkelanjutan
Dalam ketiga fase tersebut, komponen-komponen berikut untuk mencapai keberhasilan perlu dinilai secara terus-menerus:
- Tata Kelola dan Infrastruktur
- Perencanaan strategis
- Keterlibatan komunitas
- Evaluasi dan Perbaikan
Meskipun sektor sosial telah ramai membicarakan CI, penting untuk dicatat bahwa hal itu bukanlah jawaban bagi impian setiap lembaga nirlaba. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk menentukan apakah CI merupakan pendekatan yang tepat untuk situasi khusus Anda:
- Apakah ini masalah yang rumit, yaitu masalah yang hanya dapat dipecahkan dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan?
- Apakah kita memiliki kapasitas untuk menciptakan lima kondisi Dampak Kolektif?
- Apakah kita mendapat dukungan masyarakat terkait isu ini? Apakah kita dapat melibatkan pemangku kepentingan dengan sukses dalam upaya ini?
- Dapatkah kami menemukan dukungan untuk organisasi pendukung tulang punggung?
Jika Anda yakin bahwa CI adalah pendekatan yang tepat, berikut adalah beberapa pertanyaan yang perlu diajukan tentang kesiapan kelompok Anda untuk masing-masing dari tiga fase yang tercantum di atas:
Tahap I:
- Tata Kelola dan Infrastruktur: Siapa saja mitra yang bersedia dan apakah mereka setuju bahwa Dampak Kolektif akan efektif?
- Perencanaan Strategis: Data apa yang saat ini kita miliki dan apa lagi yang kita perlukan untuk menilai realitas saat ini? Apakah ini layak?
- Keterlibatan Masyarakat: Apakah para pemangku kepentingan menerima gagasan ini? Seberapa baik jaringan mereka?
- Evaluasi dan Peningkatan: Apa yang saat ini tersedia untuk mengukur dampak? Apakah kita memiliki kapasitas dan sistem untuk melacak kemajuan?
Tahap II:
- Tata Kelola dan Infrastruktur: Apa saja yang perlu disiapkan untuk infrastruktur dan tata kelola agar upaya ini terus berjalan? Apa saja yang rela kita lepaskan terkait kendali, wilayah, dll. dan apa yang tidak bisa dinegosiasikan?
- Perencanaan Strategis: Apa yang telah kita identifikasi sebagai tujuan bersama yang potensial? Apakah itu didukung oleh data? Apakah itu sejalan dengan misi semua organisasi mitra?
- Keterlibatan Masyarakat: Siapa saja pemangku kepentingannya dan bagaimana kita dapat melibatkan mereka sepenuhnya dalam proses ini?
- Evaluasi dan Peningkatan: Apakah kita semua sepakat tentang ukuran dampak terbaik? Bagaimana kita akan melacaknya dan mengomunikasikan kemajuannya?
Fase III:
- Tata Kelola dan Infrastruktur: Apa yang berjalan dengan baik? Apa lagi yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan tata kelola dan infrastruktur?
- Perencanaan Strategis: Bagaimana kita tetap pada jalur implementasi? Bagaimana kita menangani kemunduran atau masalah yang tidak terduga? Bagaimana kita mengomunikasikan kemajuan?
- Keterlibatan Masyarakat: Bagaimana kita terus melibatkan para pemangku kepentingan? Seperti apa keterlibatan yang bermakna dari waktu ke waktu?
- Evaluasi dan Peningkatan: Apa yang sistem pengukuran kita sampaikan? Bagaimana kita tahu kapan kita perlu melakukan koreksi?
Meskipun pertanyaan-pertanyaan ini hanya menyentuh permukaan dari penerapan upaya CI, pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu menciptakan pemikiran yang diperlukan untuk menggali lebih dalam seiring dengan perkembangan proses. Collective Impact adalah sebuah praktik – sesuatu yang akan semakin mendalam seiring waktu seiring dengan meningkatnya keterampilan Anda, dan dengan itu, Anda akan melihat dampak yang lebih besar.